Wednesday, January 3, 2007

suatu hari diantara kesibukan kantor, saya sempat membaca sebuah buku. saya mebaca sekilas awalnya. tapi ini membuat saya begitu terhanyut. hingga akhirnya saya baca cerita itu sampai habis. penasaran? mari kita sempatkan otak kita menelaahnya...

AYAH JANGAN LUPA

Dengar nak, ayah mengatakan ini pada saat kau terbaring tidur, sebelah tangan kecil merayap di bawah pipimu dan rambutmu yang lurus lengket pada dahimu yang lembab. ayah menyelinap masuk seorang diri ke kamarmu. Baru beberapa menit yang lalu, ketika ayah sedang membaca koran di ruang depan, satu sapuan sesal yang amat dalam menerpa. Dengan perasaan bersalah ayah datang masuk menghampiri pembaringanmu.
Ada hal-hal yang ayah pikirkan nak, ayah selama ini bersikap kasar kepadamu. ayah membentakmu ketika kau sedang berpakaian hendak pergi ke sekolah karena kau cuma menyeka mukamu sekilas dengan handuk. Lalau ayah melihat kau tidak membersihkan sepatumu. Ayah berteriak marah ketika kau melempar beberapa barangmu ke lantai.
Saat makan pagi ayah juga menemukan kesalahan. Kau meludahkan makananmu. Kau menelan terburu-buru makananmu. Dan begitu kau baru mulai bermain dan ayah berangkat untuk kembali bekerja, kau berpaling dan melambaikan tangan sambil berseru, “selamat jalan ayah!” dan ayah mengerutkan dahi lalu menjawab “tegakkan bahumu!”
Kemudian semua itu berulang lagi pada sore hari, begiu ayah muncul dari jalan, ayah segera mengamatimu dengan cermat, memandang hingga lutut, memandangimu yang sedang bermain. Ada lubang-lubang pada kaus kakimu. Ayah menghinamu di depan kawan-kawanmu, lalu menggiringmu untuk pulang kerumah. Kaus kaki mahal – dan kalau kau yang harus membelinya, kau akan lebih berhati-hati! Bayangkan itu nak… itu keluar dari pikiran seorang ayah!
Apakah kau ingat nantinya, ketika ayah sedang membaca Koran di ruang depan bagaimana kau datang dengan perasaan takut, dengan perasaan luka dalam matamu? Ketika ayah terus memandang koran, tidak sabar karena gangguanmu, kau jadi ragu-ragu di depan pintu. “kau mau apa?!” semprot ayah.
Kau tidak berkata sepatah pun, melainkan berlari melintas dan melompat kea rah ayah, kau melemparkan tanganmu melingkar ke leher ayah dan mencium ayah, tangan-tanganmu yang kecil semakin erat memeluk dengan hangat, kehangatan yang telah Tuhan tetapkan untuk mekar di hatimu dan yang bahkan pengabaian sekalipun tidak akan mampu melemahkannya. Dan kemudian kau pergi, bergegas ke kamarmu.
Nah, nak, sesaat setelah Koran itu jatuh dari tangan ayah, dan satu rasa takut yang menyakitkan menerpa ayah. Kebiasaan apa yang sudah ayah lakukan? Kebiasaan dalam menemukan kesalahan, dalam mencerca – ini adalah hadiah ayah untukmu sebagai seorang anak lelaki. Bukan berarti ayah tidak mencintaimu, ayah melakukan ini karena ayah berharap terlalu banyak dari masa muda. Ayah sedang mengukurmu dengan kayu pengukur dari tahun-tahun ayah sendiri.
Dan sebenarnya begitu banyak hal yang baik dan benar dalam sifatmu. Hati mungil milikmu sama besarnya dengan fajar yang memayungi bukit-bukit luas. Semua ini kau tunjukkan dengan sikap spontanmu saat kau menghambur masuk dan mencium ayah sambil mengucapkan selamat tidur. Tidak ada masalah lagi malam ini, nak. Ayah sudah datang ke tepi pembaringanmu dalam kegelapan, dan ayah sudah berlutut disana dengan rasa malu!
Ini adalah sebuah rasa tobat yang lemah. Ayah tahu kau tidak akan mengerti dengan hal-hal seperti ini kalau ayah sampaikan padamu saat kau terjaga. Tapi esok hari ayah akan menjadi seorang ayah sejati! Ayah akan bersahabat karib denganmu, dan ikut menderita bila kau menderita, dan tertawa bila kau tertawa, ayah akan menggigit lidah ayah bila kata-kata tidak sabar keluar dari mulut ayah. Ayah akan mengucapkan kata-kata ini seolah-olah sebuah ritual: :dia cuma seorang anak kecil – anak lelaki kecil!”
Ayah khawatir sudah membayangkanmu sebagai seorang lelaki. Namun, saat ayah memandangmu sekarang, nak, meringkuk berbaring dan letih di tempat tidurmu, ayah melihat bahwa kau masih seorang bayi. Kemarin kau masih dalam gendongan ibumu. Ayah sudah meminta terlalu banyak, sungguh terlalu banyak. Ayah minta maaf…

Tuesday, January 2, 2007

Pengaman motor tambahan…? nah…


Hari libur…? Mungkin sebagian dari anda akan menghabiskannya bersama bersama teman atau mungkin pacar, mungkin juga keluarga… dan sebagian kecil dari kita akan menghabiskan liburan dengan “bercengkerama” bersama tunggangan kita yang paling setia…(termasuk saya)
Karena sering munculnya berita kriminal tentang curanmor, banyak pengelola lahan parkir “membubuhkan” anjuran pada papan harga sewa parkiranya. Bunyinya “GUNAKANLAH PENGAMAN TAMBAHAN PADA KENDARAAN ANDA”. Termotivasilah saya….
Rencananya, saya akan memberi switch tambahan pada arus utama motor saya, tapi ketika arus utama saya putus, motor saya malah bisa dihidupkan dengan kick starter… nah… kenapa ya produsen motor membuat sistem kelistrikan motor seperti itu ya? Sampai sekarang saya masih bingung. Akhirnya saya tambahkan saja switch tambahan itu di kabel pengapian. Alhasil pengaman tambahan berfungsi sempurna.
Rencana yang kedua, saya juga ingin mengikuti jejak salah satu teman saya yang memasang pengaman tambahannya di koil yang tentunya di tambah relay. Cara kerjanya ketika pengaman di posisi ON, dan posisi perseneling di netral, mesin motor bisa di hidupkan. Tetapi bila masuk perseneling satu, mesin motor tiba-tiba mati. Mmm… saya pikir cara yang unik untuk menjebak para pelaku curanmor…
Bagaimana dengan anda…? Sudahkah anda memberikan pengaman tambahan pada “kuda besi” anda? Atau mungkin anda termasuk orang yang tidak mau repot…?
Menurut pikiran saya… ada baiknya sedia payung sebelum hujan…
Ada yang mau berkomentar?
silahken…
nah…